Ini
Tentang Aku, Kamu, dan Cinta
Bismillahirrahmanirrahim…
Tiap insan
pasti pernah dihiasi makhluk bernama cinta, entah apa atau siapa, entah dimana
atau kemana, entah menyenangkan atau pengorbanan, tapi cinta selalu dinantikan
dan disambut dengan senyum bahkan tangis.
Bukan cinta
bila tidak menyenangkan dan bukan pula cinta bila tidak butuh pengorbanan,
namun cinta bukanlah cinta ketika ia telah dirasuki kemaksiatan sebab cinta
adalah tentang penghormatan dan kehormatan. Jadi jangan katakan ia cinta bila
kamu berani merusak kehormatan orang lain dan tak mampu menjaga kehormatanmu
sendiri karena cinta pasti saling menghormati dan menghargai .
Ya, ini
tentang aku, kamu dan cinta. Sangat mudah memang ketika aku dan kamu mengatakan
cinta, tapi ketika harus membuktikannya dengan kesiapan, kesanggupan,
kemampuan, sepertinya banyak yang hanya diam. Entahlah, aku tak tahu, apakah
kamu begitu? Aku hanya berharap, kamu tak akan hanya diam tapi mampu bangkit
untuk bergerak demi tujuan menggapai cinta.
Cara terbaik
untuk tahu makna cinta hanyalah persoalan Pengorbanan. Bisa jadi kamu harus
berkorban banyak dengan memberi, tanpa memberi kamu hanya sebagai Penanti.
Menantikan seseorang yang akan memberimu cinta dan kamu tak akan pernah tahu,
kapan cinta itu akan datang padamu. Namun jika kamu mampu untuk memberi, tanpa
diperintah pun cinta akan datang dengan senyumnya. Jangan menuntut agar kamu
dicintai, tapi tuntutlah dirimu untuk memberi dengan cinta.
Atau bisa jadi
kamu juga harus berkorban maaf, maksudnya kamu harus bisa memaafkan. Ketika
kamu mudah mengatakan cinta, seharusnya karena cinta kamu juga mudah memaafkan,
tapi jika terjadi sebaliknya, kamu sangat sulit memaafkan, maka sejak awal yang
ada pada dirimu bukanlah cinta. Namun, ternyata memaafkan memang tidak lah
mudah, apalagi ketika kamu percaya pada seseorang dan dia dengan mudahnya
mengkhianatimu, kembali lagi pada dirimu sendiri, apakah kamu tidak mau
memaafkannya lantas diam dan pergi, atau kamu dengan tegar mau memaafkannya dan
menginginkan dia untuk berubah? Pilihan selalu ada dalam dirimu dan ingatlah
bahwa dirimu pun bukan orang yang selalu benar.
Ya, ini memang
tentang aku, kamu, dan cinta. Yang aku pahami cinta bukanlah seperti
cerita romeo dan juliet, yang satu mati yang lain ikut mati. Kalau cinta
dipahami seperti itu, habislah isi dunia ini. Benarlah, kalau cinta memang
harus saling menguatkan, saling melindungi, saling melengkapi, tapi tidak untuk
bersikap bodoh. Kalau kamu bilang karena cinta kamu rela memberikan harga
dirimu, lantas sikap bodoh apalagi yang akan kamu berikan atas cinta?
Mengambilkan bintang, mengambilkan bulan, atau mengambil nyawa alias rela bunuh
diri demi cinta? Plis, sekarang bukan lagi jaman kebodohan, cinta bukan hanya
sekedar memberi tapi juga dilengkapi dengan akal sehat.
Tak salah
memang kalau ada orang berkata, cinta membuat seseorang menjadi bodoh. Karena
orang yang bodoh atas nama cinta telah terbuai bujuk rayu nafsu, jadi apapun
kemauan orang yang dia cintai, dia akan turuti sebagai bentuk pengorbanan.
Tidak, pengorbanan bukan untuk hal yang bodoh, pengorbanan hanya untuk cinta
yang bersih dari segala bentuk pembodohan dan semoga kamu lah orang yang
memiliki cinta yang bersih.
Ini semua
tentang aku, kamu dan cinta. Kamu tahu, bahwa seorang laki-laki selalu ingin
jadi orang pertama yang dicintai wanita, tapi wanita selalu ingin jadi orang
terakhir untuk dicintai laki-laki. Itulah keinginan manusia, dan bukan berarti
akan terwujud. Bisa jadi wanita yang kamu cintai ternyata pernah dimiliki orang
lain dan kamu bukan yang pertama untuknya, lalu tentu saja mungkin laki-laki
yang kamu cintai ternyata masih mencintai orang lain, siapa yang tahu kan? Tapi
bisa jadi itu semua masa lalu ketia ia belum menemukan jodohnya dan ketika ia
menemukan jodohnya tentu saja laki-laki atau wanita yang sudah ‘sah’ akan
berharap menjadi pasangan abadi.
Cinta tidak
memandang masa lalu, siapa dan apa dia di masa lalunya. Cinta hanya memandang
hari ini dan esok, kenapa? Karena cinta memiliki visi dan misi perubahan
bukan visi dan misi kenangan. Bolehlah kamu mengenang masa lalu, tapi hanya
sebuah pelajaran bukan kekecewaan semata. Jika cinta sudah berbentuk visi misi
perubahan, maka cinta hari ini dan esok akan dipergunakan untuk terus menerus
berubah menjadi lebih baik. Itulah cinta yang sesungguhnya, bila cinta hanya
terngiang kenangan maka kamu telah termakan obsesi ingin memiliki sesuatu yang
dimiliki orang lain. Maka, rubahlah cintamu menjadi memiliki visi dan misi.
Ini tentang
aku, kamu dan juga CINTA-Nya. Ya, ini tentang cinta kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta yang butuh pengorbanan, walaupun tak mudah asalkan
kita ridho atas ketentuan-Nya dan Allah ridho atas pengorbanan kita, maka
apapun bentuk pengorbanan kita tentu akan terasa ringan.
Ini tentang
cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Cinta yang diisi akal sehat kita,
karena kita menerima apa yang diperintahkan-Nya dan apa yang dilarang-Nya. Dan
dengan cinta inilah tidak akan ada orang bodoh, justru hanya orang-orang
cerdaslah yang tunduk dan patuh terhadap-Nya bahkan berani menjemput syahid
demi-Nya.
Ini masih tentang cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Cinta yang tak mengenal awal dan akhir, karena hanya kepada-Nya lah
seharusnya cinta seutuhnya tertuju sejak awal kita membuka mata sampai akhir
menutup mata, namun cinta-Nya tak pernah berhenti meski kita telah menutup
mata. Dan cinta-Nya jualah yang membuat kita mampu berubah menjadi lebih baik,
karena cinta-Nya selalu memaafkan kesalahan kita di masa lalu dan berharap kita
akan melakukan perubahan di hari ini dan hari esok.
Semua ini tentang aku, kamu dan Cinta-Nya.
Wallahua’lam
bish shawwab.
artikel by: Bukanmuslimahbiasa.com
posted by: MylifeisMe
annaimnida.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar